Sabtu, 28 November 2009


AKU MOHON PADA TUHAN

Aku mohon sekuntum bunga

Ia memberiku taman

Aku mohon sebatang pohon

Ia memberiku hutan
Aku mohon aliran sungai

Ia memberiku samudera

Aku mohon seorang sahabat

Ia memberiku “engkau”


Sebarkanlah warta ini dan mengucap syukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik!
Tinta Abadi


Aku bermimpi aku berada di surga
di mana seorang malaikat mencatat dalam buku Tuhan.
Ia begitu asyik menulis
membuatku tertarik untuk melihatnya.

Bukanlah, pertama-tama, tulisannya
yang membuatku berhenti dan berpikir,
melainkan cairan dalam botol
yang bertuliskan `Tinta Abadi'.

Tinta ini sungguh amat menakjubkan,
hitam pekat warnanya
tetapi, begitu menyentuh kertas tulis
ia menjadi bening sebening air.

Sang malaikat terus saja menulis,
namun dalam sekejap mata
huruf-hurufnya pun menghilang
dengan tinta abadi yang aneh itu.

Malaikat tidak peduli,
terus saja ia menulis dan menulis.
Membalikkan setiap halaman dan mengisinya
hingga semua tempat penuh terisi.

Aku pikir ia menulis tanpa guna,
segala usahanya sia-sia belaka,
oleh sebab ia menulis beribu-ribu halaman
yang tak akan dapat dibacanya kembali.

Dan sementara aku mengamat-amati serta terheran-heran
terlihatlah olehku suatu pemandangan yang mempesona,
aku sungguh melihat sebuah kata tetap tinggal hitam
sementara tintanya mulai mengering.


Malaikat menulis dan aku pikir aku melihat
secercah sinar kepuasan menghiasi wajahnya.
Pada akhirnya, punya juga ia sesuatu untuk ditunjukkan
atas segala jerih payahnya.

Sebaris atau dua dihiasi tulisan yang tetap tinggal
amatlah hitam pekat warnanya.
Sungguh aneh, paragraf berikutnya
menjadi tak terlihat kembali.

Buku semakin penuh terisi,
oleh catatan yang dituliskan malaikat dengan tekun.
Tetapi sebagian besar tampak kosong,
dengan hanya beberapa kata yang tetap tinggal.

Aku tahu, pastilah ada suatu alasan.
Namun semakin aku berpikir,
semakin aku tidak dapat menangkap
arti tinta abadi itu.

Misteri itu sungguh membangkitkan rasa penasaran,
sehingga akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta
malaikat menjelaskan kepadaku
tugasnya yang menakjubkan itu.

Dan apa yang aku dengar amatlah menakutkan.
Sementara malaikat menoleh kepadaku
ia menatapku dengan tajam,
dan inilah yang dikatakannya …

Aku tahu engkau berdiri dan terheran-heran
akan apa artinya catatanku ini.
Tetapi Tuhan telah memerintahkan aku untuk mencatat
kehidupan mereka yang ada di dunia.

Buku ini
adalah buku catatan kebenaran
tentang setiap kata dan perbuatan
serta akibat-akibat yang mereka timbulkan.

Dan oleh karena engkau telah melihatnya
aku harus mengatakan sejujurnya kepadamu;
catatan yang aku tulis
adalah catatan yang seksama tentang ENGKAU.

Tuhan memerintahkan aku untuk mengawasimu
setiap hari sementara engkau bekerja dan bermain.
Aku melihatmu apabila engkau pergi ke gereja,
Aku melihatmu apabila engkau berdoa.

Tetapi, oleh karena aku diperintahkan untuk mencatat
seluruh kehidupanmu sepanjang waktu,
aku menulis apabila engkau bangga dan berani,
aku menulis apabila engkau lemah lembut.

Aku mencatat semua tingkah lakumu
entah baik atau pun buruk.
Aku menyesal apabila harus menuliskan
hal-hal yang menjadikan Allah bersedih.

Jadi, sekarang aku nyatakan rahasia
dari tinta abadi ini,
oleh sebab misterinya yang tersembunyi
hendaknya membuatmu berhenti serta berpikir.

Tinta ini, yang Tuhan ciptakan
untuk membantuku menuliskan catatanku
hanya akan menyimpan catatan akan
hal-hal yang abadi.

Begitu banyak waktu terbuang percuma
pada hal-hal yang tidak berguna.
Jadi, daripada menghapus catatanku
hingga kertasku coreng-moreng dan ternoda,

Aku tetap menulis dengan tekun dan
membiarkan tinta abadi menyelesaikannya
sebab ia dapat memutuskan
apa yang berguna dan apa yang tidak.

Dan Tuhan menjadikan sementara aku mencatat
segala yang engkau katakan dan lakukan,
perbuatan-perbuatanmu yang sia-sia
akan terhapus dengan sendirinya.

Jika buku-buku itu dibuka suatu hari nanti,
di surga apabila saatnya telah tiba;
tinta abadi Tuhan akan menjadi saksi
atas apa yang paling berharga bagimu.

Jika engkau hidup hanya untuk menyenangkan dirimu sendiri saja
halaman-halamanmu akan kosong,
dan Tuhan tidak akan menghadiahkan mahkota bagimu
ketika engkau tiba di surga.

Sesungguhnya, engkau akan malu,
engkau akan menundukkan kepalamu penuh sesal
sebab engkau tidak memberikan dirimu
dengan cinta dalam Nama Yesus.

Namun demikian, mungkin akan ada
baris-baris yang terbaca
yang menunjukkan saat-saat di mana engkau penuh perhatian,
mengasihi dengan tulus dan berdoa.

Ttetapi, engkau akan selalu bertanya-tanya
sementara engkau memasuki gerbang surgawi
betapa akan lebih bahagianya engkau
andai saja engkau melakukannya lebih banyak lagi.

Sebab aku mencatat peristiwa seperti yang dilihat Tuhan,
aku bahkan tidak berhenti untuk memikirkannya
oleh karena kebenaran telah dituliskan
dengan tinta abadi Tuhan.”

Ketika aku mendengar penjelasan malaikat
aku jatuh bersimpuh dan menangis dan menangis,
sebab aku masih tengah bermimpi
dan belum sungguh-sungguh mati.

Dan aku berseru: “Oh, malaikat, katakan kepada Tuhan
segera sesudah aku bangun
aku akan mempersembahkan seluruh hidupku bagi Yesus
aku akan melakukan segalanya demi kemuliaan-Nya.

Aku akan menyerah pasrah;
aku akan melakukan segala sesuatu yang Ia ingin aku lakukan;
aku akan berpaling dari diriku sendiri dan dari dosa
serta dari segala sesuatu yang bukan kebenaran.

Dan meskipun jalannya tampak panjang serta penuh rintangan
aku berjanji akan bertahan.
Aku bertekad untuk mengejar hal-hal
yang kudus, suci dan murni.

Dengan Yesus sebagai penolongku,
aku akan memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan,
sebab aku tahu bahwa mereka akan tinggal bersama Kristus
untuk selamanya dalam keabadian.

Dan itulah yang sesungguhnya berharga
ketika hidupku di dunia sudah berakhir
yaitu bahwa aku akan berada di hadirat Tuhan
dan mendengar-Nya berkata, “Sungguh baik yang engkau lakukan.”

Mary Had A Little Lamb



Mary had a little lamb
His fleece was white as snow.
And everywhere that Mary went
the Lamb was sure to go.

He followed her to school each day,
twasn't even in the rule.
He made the children laugh and play
to have a Lamb at school.

And then the rules all changed one day,
illegal it become
to bring the Lamb of God to school
or even speak His Name.

Everyday got worse and worse,
and days turned into years.
Instead of hearing children laugh,
we heard gun shots and tears.

What must we do to stop the crime,
that's in our school today?
Let's let the Lamb come back to school
and teach our kids to pray!

Pakaian Liturgi atau Paramente

(Sumber: Buku Pengantar Liturgi, E. Martasudjita, Pr, hal 123-128)


Gereja perdana rupanya belum mengenal berbagai macam pakaian liturgi. Mereka hanya mengenal berpakaian yang pantas atau untuk ke pesta. Saat Gereja sudah mengalami perubahan nasib pada jaman Kaisar Konstantinus abad IV, para klerus mendapatkan penghormatan tinggi (orang telah mengenal para klerus sebagai pemimpin agama yang suci). Secara perlahan, klerus mendapat pakaian kebesaran yang dikenakan oleh para pegawai dan petinggi kekaisaran romawi pada waktu itu. Sejak saat itu, pakaian klerus diperindah dan beraneka ragam seperti jubah dan singel besar, stola dan kasula.
Pada abad V penggunaan pakaian itu resmi terjadi dalam liturgi, saat pakaian laki-laki orang Romawi Kuno, yaitu tunika digunakan dalam liturgi. Dalam perjalanan sejarah, pakaian liturgi itu mengalami perkembangan. Pakaian liturgi itu biasa disebut juga sebagai paramente.
Makna pakaian liturgi tersebut:
1. Menampilkan dan mengungkapkan aneka fungsi tugas pelayanan yang sedang dilaksanakan.
2. Menonjolkan sifat meriah pesta perayaan liturgi.
3. Melambangkan kehadiran Yesus Kristus (Persona Christi).
Mohon diingat: Penggunaan pakaian liturgi hanyalah menunjukkan bahwa si pemakai menjadi simbol dari apa yang tidak kelihatan, yakni : kepemimpinan dan fungsi Yesus Kristus, Sang Imam Agung Perjanjian Baru. Jadi, pakaian liturgi bukanlah suatu dogma yang harus selalu dipertahankan menurut bentuk dan cara pemakaiannya. Usaha menggantikan pakaian liturgi Romawi dengan pakaian adat daerah bukanlah tanpa masalah, yang penting pantas dan sesuai dalam sebuah perayaan liturgi.


Beberapa pakaian liturgi yang terpenting:
1. Alba : Semacam jubah yang terbuat dari kain linen putih. Jika imam yang tidak berjubah hendak merayakan Ekaristi, maka imam memakai alba sebagai ganti jubah.

2. Amik : sehelai kain putih persegi empat atau oblong, berbahan linen, dengan sambungan seperti pita, yang berfungsi sebagai simpul untuk mengencangkannya di seputar pundak imam.

3. Singel : tali panjang yang dililitkan di pinggang petugas liturgi yang berfungsi sebagai ikat pinggang.

4. Stola : Semacam selendang yang dikenakan imam saat merayakan Ekaristi. Warnanya sesuai dengan warna liturgi.

5. Kasula : Pakaian liturgis terluar yang dipakai oeh seorang imam dalam gereja – gereja katolik.

6. Dalmatik : Selembar tunik panjang berlengan lebar, yang dikenakan sebagai salah satu pakaian liturgis dalam Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, kadangkala dikenakan oleh diakon dalam peribadatan atau Misa dan, meskipun tidak sering, oleh para uskup sebagai busana dalam di atas alba.

7. Superpli : Alba yang panjangnya sebatas pinggang.
Sehelai tunik berbahan linen atau katun putih, berlengan lebar atau sedang. Kadang-kadang diberi hiasan renda atau bordiran, tapi yang paling sering dijumpai adalah surplis yang tepinya dikelim.

8. Pluviale : Mantel yang dikaitkan di dada, yang menjuntai hingga mata kaki, yang dikenakan oleh uskup, imam, dan diakon.

9.Velum : kain panjang segi empat disampirkan melingkari pundak dan digunakan untuk menutupi tangan pada saat membawa monstrans.

10. Pallium : Sehelai selempang berbahan wool dari bulu anak domba dihiasi enam salib hitam, disampirkan pada pundak melingkari leher, kedua ujungnya masing-masing menjuntai pada punggung dan dada pemakainya, dikenakan oleh Sri Paus dan dianugerahkan olehnya kepada para metropolitan dan uskup agung.

Warna-warna Liturgi:

1. Warna Kuning
Kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan, dan kegembiraan.
Warna ini bisa dipertukarkan dengan warna putih dan dipakai pada hari-hari raya seperti Natal, Paskah, dan lain-lain.

2. Warna Merah
Merah melambangkan Roh Kudus, darah, api, cinta kasih, pengorbanan, dan kekuatan.
Warna ini dipakai pada hari raya Jumat Agung, Minggu Palma, Pentekosta, dan pesta para martir.

3. Warna Putih
Putih mengungkapkan kegembiraan dan kesucian
Warna ini bisa dipertukarkan dengan warna kuning dan dipakai pada hari-hari raya seperti Natal, Paskah, Kamis Putih. Warna putih juga dipakai untuk pesta Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, para malaikat, para santo dan santa (yang bukan martir).

4. Warna Ungu
Ungu mengungkapkan tobat, duka, dan mati raga
Warna ini dipakai pada masa Adven, Prapaskah dan misa arwah atau pemakaman.

5. Warna Hijau
Hijau melambangkan harapan, syukur dan kesuburan.
Warna ini dipakai pada hari-hari dalam Masa Biasa.

6. Warna Hitam
Hitam mengungkapkan kesedihan atau berkabung
Warna ini dipakai pada masa arwah atau pemakaman meskipun sekarang jarang dipakai. Yang kini biasa dipakai sebagai gantinya adalah warna ungu.