Minggu, 09 Mei 2010

Refleksi kedisiplinan Diriku



Sebuah kedisiplinan adalah suatu awal dari kesuksesan, atau usaha dan syarat utama yang mutlak dalam upaya kita manuju hidup yang sukses. Agar kita dapat mewujudkan sikap disiplin, kita jiga harus memiliki komitmen dalam diri kita. Disiplin itu tidak patuh pada peraturan. Bila disiplin ditegakan malalui segala aturan dan prosedur, maka itu merupakan suatu kesalahan yang besar. Jika itu yang terjadi, maka itu tidaklah melahirkan suatu kedisiplinan melainkan ketakutan atau kekuatiran dalam diri. Takut tidak berarti disiplin dan sebaliknya, disiplin pun tidak seharusnya menjadi takut.


Disiplin itu seharusnya tidaklah memberikan hukuman, akan tetapi menegakan norma dan juga meneduhkan jiwa.sebagai sinyal menjalankan suatu kebebasan. Maka, dengan demikian itu bukanlah merupakan suatu ancaman keterpaksaan. Untuk dapat menanamkan kedisiplinana memang tidaklah mudah dan terkadang pahit rasanya bahkan terkadang sampai menyakitkan, akan tetapi tidak melecehkan harkat seseorang.

Sebagai contoh, disuatu tempat yang stretegis terdapat sebidang lahan yang cukup luas yang akan di bangun apartment di lahan tersebut. Untuk dapat menyelesaikan semuanya dengan cepat, maka diperlukan sekali banyak pekerja. Selama beberapa minggu bekerja, suatu hari ada seorang pekerja yang kebetulan datangnya telat sekali. Seorang pekerja itu sudah menjelaskan knapa ia telat, tetapi pemimpinnya tetap saja tidaklah peduli dengan apa yang dikatakannya.

Tidak lama kemudian setelah ia menjelaskan, ia malah kena marah dan ia pun dibentak abis-abisan oleh pemimpin tersebut dan ia pun mendapat ganjaran yang sangat memberatkan dirinya. Gajinya pun dipotang sedikit sebagai hukuman karena ia tidak tepat waktu. Ia pun merasa sedih karena gaji yang seharusnya dapat digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, kini malah terpotong. Hal ini membuat dirinya sakit dan seakan ia tidak terima terhadap perlakuan pemimpinnya tersebut.


Hal seperti ini mungkin sering kali terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Entah sadar atau pun tidak disadari. Satu hal yang dapat ditekankan dari cerita singkat ini adalah, jikalau kita melihat yang melakukan kesalahan sebaiknya kita tidaklah langsung menghantamnya dengan caci-maki tetapi mulailah dengan teguran dan berikan saran baginya secara baik-baik agar dia tidak mengulangi kesalahannya. Memang, tidaklah mudah untuk melakukan hal yang semacam ini, tetapi hal yang seperti ini harus kita biasakan agar dapat membangun pribadi yang baik.


Jika kita melihat orang yang seperti ini, kita juga janganlah memanfaatkannya. Kita juga jangan malah bermalas-malasan untuk merubah sikap kita. Dan satu lagi, jika kita memiliki janji, kita juga jangan malah memolor-molorkan waktu, sebab jika demikian kita sama saja tidak menghargai seseorang. Terkadang memang benar seperti apa kata pepatah “janji adalah hutang” jadi jika kita berjanji kita harus menepatinya. Dengan siapapun kita berjanji, kita harus menepatinya. Jikalau kita tidak bisa konsekuen terhadap diri kita, lebih baik kita janganlah berjanji. Jika sekali saja kita melanggarnya, pasti akan dapat menyakitkan perasaan orang lain yang sudah berusaha untuk menepati janji kita.

Selain untuk mendisiplinkan diri, kita juga senantiasa harus mengenal diri kita sendiri dan paham betul tentang diri kita yang sesungguhnya. Dan penting bagi kita untuk mengenal diri karena dengan kita mengenal diri kita sendiri, kita juga pasti akan dengan mudah untuk dapat mengenal Tuhan.

Dengan hidup disiplin kita nantinya akan dapat meraih suatu hidup yang bahagia dan sebuah kesuksesan. Agar diri kita dapat sukses memang perlu berbagai tahap. Tidak mudah juga untuk dapat sukses. Kalau kita tidak lalui dari diri dahulu, untuk seterusnya pasti juga akan sulit. Diantara kita pasti terdapat berbagai kesalahan yang tentunya ingin kita rubah. Tetapi sulit rasanya untuk kita lakukan semuanya itu. Kita sering kali lebih ingin merubah sikap buruk dan perbuatan buruk orang lain dibanding perbuatan buruk yang ada di dalam diri kita sendiri.


Sikap yang seperti ini sering kali muncul dalam diri kita, begitu juga dengan saya pribadi. Kita sering manganggap diri kita sendiri sudah baik, padahal masih banyak yang harus diperbaiki dari diri kita. Kita juga sering merasa angkuh terhadap diri kita dan kesalahan kita sendiri. Jadi intinya kita haruslah melihat dari diri kita terlebih dahulu sebelum kita melihat kealahan orang lain dan ada baiknya agar kita member kesempatan pada diri kita untuk dapat diperbaiki dan janganlah kita juga mementingkan diri sendiri.

Saudara, banyak orang ingin mengubah dunia atau ingin mengubah orang lain, tetapi ia tidak mau mengubah diri, akibatnya dunia kita makin keras dan rasa sayang kita satu sama lain makin tipis digerogoti egoisme dan kepentingan diri sendiri. Untuk mewujudkan semuanya ini, sebuah kedisiplinan penting agar dapat mmbentuk diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar