Minggu, 15 Februari 2009

TUGAS GEREJA

Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dari tritugas Yesus Kristus sendiri yakni: tugas nabi yang merupakan tugas mewartakan, tugas imami yang merupakan tugas menguduskan dan tugas rajani yang merupakan tugas melayani. Karena Yesus sendiri adalah Tuhan, maka dalam karyanya juga terdapat sikap yang melayani.
Dalam hal ini yang lebih ditekankan dari tritugas itu adalah tugas Gereja, sebagai tugas nabi, yaitu tugas mewartakan.

1. Dasar Gereja sebagai pewarta sabda
Dalam Yesus, Sabda Allah tampak secara konkret manusiawi.
maka dalam konteks ini Sabda diartikan sebagai Yesus itu sendiri yang sungguh manusia. Sabda itu hadir sebelum Yesus menjelma dan begitu pula sesudahnya. Kendati seperti itu ada pula perbedaan yang jelas terlihat dari Sabda itu sendiri, sebelum penjelmaan Yesus, Sabda merupakan janji, seperti Allah memberi janji kepada umat Israel untuk pembebasan dari pembuangan di Babel. Sedangkan Sabda setelah penjelmaan merupakan janji, tetapi yang mempunyai sifat kesaksian.
maka dari itu konteks yang adalah Sabda itu sendiri akhirnya dapat menciptakan Gereja. Maka dari itu Gereja dapat disimpulkan bahwa didalamnya terdapat pewartaan Sabda (pewartaan Kristus).

2. Pewartaan para rasul sebagai daya yang membangun Gereja.
Dalam hal ini ada suatu perbedaan secara filosofis mengenai ke-eksistensi-an Gereja. Di satu pihak dasar eksistensi Gereja adalah Yesus Kristus sebagai Sabda Allah yang menyelamatkan, tetapi dilain pihak jika dipandang secara empiris-historis eksistensi Gereja dibangun karena para rasul dalam kuasa roh kudus. Tetapi dari dua hal yang berbeda itu tidak ada salah satu yang dapat disalahkan. Yesus yang merupakan Sabda Allah yang menyelamatkan tidak dapat disangkal, dan para rasul yang membangun Gereja Menurut kehendak Allah berdasarkan peristiwa-peristiwa Yesus pun dapat dikatakan sebagai dasar eksistensi Gereja jaman ini.
Maka pewartaan para rasul sampai saat ini akan tetap menjelaskan tentang segala yang dilakukan Yesus semasa hidup-Nya. Maka itulah yang dinamakan daya yang membangun Gereja.

3. Sabda dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif.
Sabda Allah yang adalah Yesus itu sendiri lama kelamaan menjadi suatu hal yang penting bagi para rasul. Sebelum Kitab Suci dibuat, banyak tulisan-tulisan yang ditemukan dan berisi tentang pewartaan-pewartaan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Kemudian dikumpulkan dan diproses oleh Kanon Gerejawi yang akhirnya menjadi Kitab Perjanjian Baru. Dan hal ini diyakini pula ditulis setelah kematian rasul terakhir. Disinilah dikatakan sebagai kesaksian normatif.

4. Sabda Allah dalam pewartaan actual Gereja.
Hanya membacakan isi dari Kitab Suci dengan menjelaskan isi tersebut secara teologis adalah berbeda. Mengaktualisasikan isi tersebut adalah cara Gereja menyampaikan kepada banyak orang supaya bukan hanya mengetahui mengenai Yesus, tetapi juga mengerti arti dari pewartaan yang Yesus lakukan itu. Yaitu supaya tugas para rasul yang mewartakan Yesus juga dilaksanakan dijaman ini terutama di Gereja masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar